Selasa, 26 Mei 2015

Arti Istighfar

          Ibnu Qayyim di dalam Madariju as- Salikin ( 1/ 20 ) menyebutkan bahwa “ Istighfar artinya meminta ampun kepada Allah, dengan harapan agar Allah menutupi dan memaafkan dosa-dosa yang pernah dilakukan-nya, serta tidak menghukumnya.
           Di sana ada pertanyaan: apa perbedaan antara istighfar dengan taubat?
          “ Istighfar jika disebut dalam al-Qur’an dan hadits secara sendiri maka berarti taubat juga. Akan tetapi jika istighfar dan taubat disebut bersamaan dalam satu kalimat, maka perbedaan antara keduanya bahwa istighfar adalah meminta ampun kepada Allah agar dipelihara dari dosa-dosa yang pernah dilakukannya, sedang taubat adalah kembali kepada Allah agar dijauhi dari kesalahan dan dosa salahan yang akan datang. Jadi dosa itu ada dua, yang pertama adalah dosa yang telah berlalu, maka obatnya adalah istighfar, dan yang kedua adalah dosa yang akan datang, maka obatnya adalah taubat supaya tidak terjebak di dalamnya di kemudian hari. ( lihat Madariju as- Salikin ( 1/ 308)
           Berkata Ibnu Katsir di dalam tafsirnya ( 4/329 ) :
ثم أمرهم بالاستغفار الذي فيه تكفير الذنوب السالفة، وبالتوبة عما يستقبلون [من الأعمال السابقة
          “ Kemudian mereka diperintahkan untuk beristighfar yang dengannya akan ditutupi seluruh dosa-dosa masa lalu, dan diperintahkan bertaubat agar terhindar dari dosa-dosa yang akan datang. “
          Berkata Muhammad Anwar Syah al-Kasymiri di dalam al-‘Urfu asy-Syadzi Syarh Sunan at-Tirmidzi ( 1/384 ) :
وليعلم أن بين التوبة والاستغفار فرقاً فإن التوبة هو ترك الإثم والعزم على الترك مع الندامة على ما فعل ، وليس ذلك في الاستغفار وعلى هذا يمكن الاستغفار للغير بخلاف التوبة .
           “ Untuk diketahui bahwa antara Taubat dan Istighfar ada beberapa perbedaaan. Adapun taubat adalah meninggalkan dosa dan berusaha keras untuk meninggalkannya serta merasa menyesal terhadap apa yang sudah dilakukannya. Itu semua tidak ada di dalam istighfar.  Atas dasar itu, seseorang bisa memintakan ampun untuk orang dan ini tidak berlaku untuk taubat. “
          Berkata al-Mula ‘Ali al-Qari di dalam  al-Mirqat al-Mafatih Syarah al-Misykat al-Mashabih ( 5/158 ) :
الاستغفار أي طلب المغفرة وهو قد يتضمن التوبة وقد لا يتضمن ولذا قال والتوبة أو الاستغفار باللسان والتوبة بالجنان وهي الرجوع عن المعصية إلى الطاعة أو من الغفلة إلى الذكر ومن الغيبة إلى الحضور
          “ Al-Istighfar yaitu meminta ampunan, kadang mencakup juga taubat dan kadang tidak mencakupnya.  Oleh karena itu dikatakan bahwa istighfar dilakukan secara lisan sedang taubat dilakukan dengan anggota badan. Yaitu meninggalkan maksiat untuk menuju kepada ketaatan, atau meninggalkan sifat lengah ( dari Allah ) untuk selalu ingat Allah, membuang perasaan jauh ( dari Allah ) untuk menghadirkan hati ( dalam mengingat Allah ). “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar