Waktu-Waktu Membaca Istighfar
Istighfar Muthlaq : adalah bacaan istighfar yang diucapkan kapan saja, di mana saja, dan dalam keadaan apa saja. Berkata al-Hasan al-Bashri :
أكثروا من الاستغفار في بيوتكم ، وعلى
موائدكم ، وفي طرقكم ، وفي أسواقكم ، وفي مجالسكم ، أينما كنتم فإنكم ما
تدرون متى تنزل المغفرة.
“ Perbanyaklah al-Istighfar di
rumah-rumah, di atas meja-meja makan, di jalan-jalan, di pasar-pasar, di
pertemuan-pertemuan, di mana saja kalian, sesungguhnnya kalian tidak
mengetahui kapan turunnya ampunan.”
Adapun Istighfar Muqayyad
adalah bacaan istighfar yang dibaca pada waktu-waktu tertentu
sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam al-Qur’an dan Sunnah.
Diantara waktu-waktu itu adalah sebagai berikut :
Pertama : Pada Sepertiga Malam Terakhir Dan Waktu Sahur.
Seorang
muslim dianjurkan untuk bangun pada waktu sahur, kemudian sholat malam
dan beristighfar meminta ampun kepada Allah atas segala dosa-dosanya.
Ini sesuai dengan firman Allah :
الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
“ (Yaitu) orang-orang yang sabar,
yang jujur, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah),
dan yang memohon ampun di waktu sahur.”( Qs Ali Imran : 17)
`Di dalam ayat lain juga disebutkan ciri orang bertaqwa adalah yang senantiasa beristighfar pada waktu sahur, Allah berfirman :
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“ Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” ( Qs. adz-Dzariyat : 18 )
Ketika anak-anak nabi Ya’qub
meminta kepada beliau agar dosa-dosa mereka dimaafkan oleh Allah, maka
beliau mengundurkan untuk memohon kepada Allah sampai waktu sahur. Allah
berfirman :
قَالَ سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّي إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“ Ya'qub berkata: "Aku akan
memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku (nanti pada waktu sahur ).
Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".( Qs. Yusuf : 98 )
Hal ini dikuatkan dengan hadist Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى
كلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا، حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ
اللَّيْلِ الآخِرِ، يَقولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ، مَنْ
يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
"Tuhan kami turun setiap malam ke
langit dunia ketika tersisa sepertiga malam yang terakhir. Dia
berfirman, 'Siapa yang berdoa kepadaKu niscaya Aku menjawabnya. Siapa
yang meminta kepadaKu niscaya Aku memberinya dan siapa yang memohon
ampun kepadaKu niscaya Aku mengampuninya." (HR al-Bukhari dan Muslim)
Kedua : Setelah Terlanjur Berbuat Dosa.
Setiap orang yang sudah terlanjur berbuat dosa hendaknya segera meminta ampun kepada Allah, sebagaimana firman-Nya :
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَاحِشَةً
أَوْ ظَلَمُواْ أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُواْ اللّهَ فَاسْتَغْفَرُواْ
لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللّهُ وَلَمْ يُصِرُّواْ
عَلَى مَا فَعَلُواْ وَهُمْ يَعْلَمُون
“ Dan (juga) orang-orang yang
apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka
ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa
lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka
tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. “ (QS Ali Imran : 135)
Allah juga berfirman di ayat lain :
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا
“ Dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah,
niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Qs.
an-Nisa’ : 110)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
مَا مِنْ رَجُلٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا، ثُمَّ
يَقُومُ فَيَتَطَهَّرُ، ثُمَّ يُصَلِّي، ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ،
إِلاَّ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ، ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ: ( وَالَّذِينَ
إِذَا فَعَلُواْ فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُواْ أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُواْ اللّهَ
فَاسْتَغْفَرُواْ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللّهُ
وَلَمْ يُصِرُّواْ عَلَى مَا فَعَلُواْ وَهُمْ يَعْلَمُون(
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda : ”
Tidak ada satupun seorang hamba yang berbuat suatu dosa, kemudian
berdiri untuk mengambil air wudlu, kemudian melakukan sholat dan
beristighfar untuk meminta ampun kepada Allah, kecuali Allah akan
mengampuni dosanya. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam
membaca surat Ali Imran , ayat : 135, yang artinya: “ Dan (juga)
orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa
mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah?
Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka
mengetahui.”( Hadits Hasan Riwayat at-Tirmidzi no : 3009, Abu Daud, no ; 1521)
Ketiga : Ketika Ruku’ Dan Sujud Dalam Sholat
Di dalam hadist Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwasanya beliau berkata :
مَا صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةً بَعْدَ أَنْ نَزَلَتْ عَلَيْهِ إِذَا جَاءَ
نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ إِلَّا يَقُولُ فِيهَا سُبْحَانَكَ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
“Tidaklah Rasulullah shollallahu
‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat setelah turunnya surat ( Idza Ja-a
Nashrullah wa al-Fath), kecuali membaca Subhanaka Rabbana wa bihamdika Allahummaghfirli
(Maha Suci Rabb kami dan pujian kepada-Mu, ya Allah ampunilah aku)”. (
HR al-Bukhari dan Muslim) Ini lafadh dari Imam an-Nawawi di dalam
Riyadhu ash-Shalihin )
Di dalam lafadh Imam al-Bukhari disebutkan :
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
“ Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak membaca dalam ruku’ dan sujudnya (Subhanakallahuma robbanaa wa bihamdika Allahummaghfirlii)”. (Maha Suci Engkau ya Allah, Rabb kami dan pujian kepada-Mu, ya Allah ampunilah aku)”.( HR al-Bukhari )
Keempat : Saat Duduk Diantara Dua Sujud
Ini berdasarkan hadist Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma dalam kisahnya menginap dirumah bibinya yaitu Maimunah, beliau menceritakan sholatnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam :
كَانَ يَقُوْلُ بَيْنَ السَجْدَتَيْنِ رَبّ اغْفِرْ لِي وارْحَمْنِي واجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِني
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a
antara dua sujud: “Ya Allah, ampunilah dosaku, berilah rahmat kepadaku,
cukupkanlah aku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, tunjukkanlah
aku.” (HR Abu Daud, at-Tirmidzi, al-Hakim, dan al-Baihaqi dengan sanad jayyid)
Kelima : Setelah Tasyahud Akhir Sebelum Salam
Disunnahkan untuk membaca istighfar
dalam sholat yaitu setelah membaca tasyahud akhir dan sebelum salam,
saat-saat itu adalah waktu yang mustajab. Sebagaimana yang tersebut di
dalam hadist Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu :
وَعَنْ أَبِي بَكْرٍ اَلصِّدِّيقِ رضي الله
عنه أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - عَلِّمْنِي
دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلَاتِي . قَالَ قُلْ : " اَللَّهُمَّ إِنِّي
ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا , وَلَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا
أَنْتَ , فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ , وَارْحَمْنِي , إِنَّكَ
أَنْتَ اَلْغَفُورُ اَلرَّحِيمُ
“ Dari Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu bahwa dia berkata kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam: “ Ajarkanlah padaku doa yang aku baca dalam sholatku.”. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ucapkanlah : “ Ya Allah sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri dan
tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau maka ampunilah aku dengan
ampunan dari sisi-Mu dan kasihanilah diriku sesungguhnya Engkaulah yang
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." ( HR al-Bukhari dan Muslim )
Imam al-Bukhari di dalam Shahih-nya ( 1/166 ) meletakkan hadist ini di dalam Bab Doa Sebelum Salam.
Di dalam hadist Ali bin Abu Thalib yang sangat panjang disebutkan :
ثُمَّ يَكُونُ مِنْ آخِرِ مَا يَقُولُ
بَيْنَ التَّشَهُّدِ وَالسَّلاَمِ :« اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى مَا قَدَّمْتُ
وَمَا أَخَّرْتُ ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ ، وَمَا أَسْرَفْتُ
وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّى ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ
الْمُؤَخِّرُ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ ».
“ Kemudian doa terakhir yang beliau baca diantara tasyahud dan salam adalah ( Ya Allah ampunilah dosaku yang terdahulu dan
yang kemudian, dosa yang tersembunyi dan yang nyata, dosa yang
berlebih-lebihan dan dosa yang lebih Engkau ketahui daripada aku. Engkau
yang terdahulu dan Engkau yang terakhir, tiada tuhan kecuali Engkau “ ( HR al-Bukhari dan Muslim )
Keenam : Ketika Selesai melaksanakan Shalat Wajib
Disunnahkan untuk membaca istighfar setiap selesai melakukan sholat wajib, sebagaimana dalam hadist Tsauban radhiyallahu’anhu dia berkata :
كَانَ رَسولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلاَتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلاثَاً
“Rasulullah jika selesai melaksanakan shalat beristighfar tiga kali”.( HR. Muslim ( 591 ) )
Ketujuh : Ketika Keluar Dari Kamar Mandi
Disunnahkan ketika keluar dari
kamar mandi untuk berdoa dengan mengucapkan istighfar, sebagaimana di
dalam hadist Aisyah radhiyallahu’anha bahwasanya beliau berkata :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا خَرَجَ مِنَ الْغَائِطِ قَالَ غُفْرَانَكَ
“ Bahwa Nabi shalallahu
’alaihi wasallam jika keluar dari kamar mandi beliau membaca “
Ghufranaka “ ( Aku meminta ampunan-Mu, Ya Allah ) ( HR. Abu Daud ( 30 ), at-Tirmidzi (7 ), Ibnu Majah ( 300 ), an-Nasai di dalam ‘amal al- yaum wa allailah (79) Ahmad (655) Ibnu Hibban (1444 ), al-Hakim (185), al-Baihaqi (470 ), Berkata Ibnu Hajar di dalam Bulughu al-Maram ( 1/32 ) : “ Hadist ini dishahihkan oleh Abu Hatim dan al-Hakim. “ )
Berkata Ibnu Qayyim di dalam Ighatsatu al-Lahfan min Mashoidi asy-Syaithan ( 1/59 ) :
وقريب من هذا : أنه كان إذا خرج من الخلاء
قال : غفرانك وفي هذا من السر والله أعلم : أن النجو يثقل البدن ويؤذيه
باحتباسه والذنوب تثقل القلب وتؤذيه باحتباسها فيه فهما مؤذيان مضران
بالبدن والقلب فحمد الله عند خروجه على خلاصه من هذا المؤذي لبدنه وخفة
البدن وراحته وسأل أن يخلصه من المؤذي الآخر ويريح قلبه منه ويخففه وأسرار
كلماته وأدعيته فوق ما يخطر بالبال
“ Yang mirip seperti itu juga adalah bahwasanya Rasulullah shalallahu ’alaihi wasallam ketika keluar dari toilet beliau membaca : Ghufranaka ( Aku mohon ampunan-Mu ).
Hal ini mengandung suatu rahasia - wallahu a’lam - bahwa kotoran
memberatkan badan dan membuatnya sakit kalau masih tertahan di dalamnya,
begitu juga dosa memberatkan jiwa dan menyakitkannya selama tertahan di
dalamnya.
Dua hal itu ( kotoran dan dosa
) menyakitkan dan membahayakan badan dan jiwa, maka dia akan memuji
Allah saat keluar dari toilet karena telah selamat dari sesuatu yang
membuat sakit badannya sehingga badang menjadi ringan dan enaknya.
Begitu juga dia memohon kepada Allah agar melepaskannya dari sesuatu
yang mengganggu jiwanya supaya jiwanya menjadi tenang dan ringan.
Rahasia-rahasia sabdanya dan doa-doanya sungguh sangat banyak dari
sekedar apa yang terpikir di dalam benak kita. “
Kedelapan : Setelah Menyelesaikan Wukuf di Arafah atau Mabit di Muzdalifah dalam Ibadah Haji
ثمَّ أَفِيضُوا مِنْ حَيْثُ أَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“ Kemudian bertolaklah
kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak ('Arafah) dan mohonlah
ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang “ ( Qs. al-Baqarah : 199)
Berkata Syekh as-Sa’di di dalam tafsirnya ( 1/92 )
أمر تعالى عند الفراغ منها
باستغفاره والإكثار من ذكره، فالاستغفار للخلل الواقع من العبد، في أداء
عبادته وتقصيره فيها، وذكر الله شكر الله على إنعامه عليه بالتوفيق لهذه
العبادة العظيمة والمنة الجسيمة. وهكذا ينبغي للعبد، كلما فرغ من عبادة، أن
يستغفر الله عن التقصير، ويشكره على التوفيق
“ Allah subhanahu wa
ta’ala memerintahkan ketika selesai ( wukuf di mina atau mabit di
muzdalifah ) untuk beristighfar dan memperbanyak dzikir. Adapun
istighfar untuk menutupi kekurangan yang dilakukan hamba di saat
menjalan ibadah kepada-Nya dan ketika tidak melakukannya secara
maksimal. Adapun berdzikir adalah sebagai bentuk syukur kepada-Nya atas
nikmat taufik bisa menjalankan ibadah yang sangat agung ini. Dan
beginilah seharusnya yang dilakukan seorang hamba, setiap menyelesaikan
suatu ibadah hendaknya beristighfar terhadap kekurangan dan bersyukur
terhadap taufik dari Allah. “
Kesembilan : Setelah Mendapatkan Kemenangan dalam Peperangan
Disunnahkan setelah
memperoleh kemenagan di dalam perang apapun, untuk beristighfar kepada
Allah atas segala dosa yang telah dilakukan selama berperang.
Sebagaimana firman Allah :
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ (1)
وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا (2)
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا (3)
“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu Lihat
manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, Maka bertasbihlah
dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Penerima taubat” ( Qs. an-Nashr 1-3)
Kenapa ketika mendapatkan kemenangan dan
keberhasilan, kita diperintahkan untuk mensucikan nama Allah seraya
bertahmid memuji kebesaran Allah serta beristighfar memohon ampun atas
segala dosa kita ? Karena dalam perjalanan menuju kemenangan dan
keberhasilan tersebut, seringkali kita melakukan kesalahan-kesalahan,
baik yang sengaja maupun yang tidak sengaja. Begitu juga kita dalam
beramal dan beribadah untuk mencari ridha Allah tidaklah pernah
sempurna, pasti ada kekurangan dan kekhilafannya. Oleh karenanya, kita
beristighfar dari segala kekurangan tersebut.
Kesepuluh : Pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan, khususnya pada malam Lailatul Qadr, sebagaimana di dalam hadist Aisyah radhiyallahu 'anha : :
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ
عَنْهَا قَالَتْ: - قُلْتُ يَا رَسُولَ اَللَّهِ : أَرَأَيْتَ إِنْ
عَلِمْتُ أَيَّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ اَلْقَدْرِ, مَا أَقُولُ فِيهَا? قَالَ: "
قُولِي: اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“ Dari 'Aisyah Radhiyallaahu 'anha
bahwa dia bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana jika aku tahu suatu
malam dari lailatul qadr, apa yang harus aku baca pada malam tersebut?
Beliau bersabda: "Bacalah (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai ampunan, maka ampunilah aku)."
( Berkata al-Hafidh Ibnu Hajar di dalam Bulughul Maram : Hadist
Riwayat Imam Lima selain Abu Daud. Hadits ini dishahihkan oleh
at-Tirmidzi dan Hakim. )
VIDEO
KARYA TULIS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar